Padang (3/11). Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Sumatera Barat menggelar pelatihan jurnalistik tentang prinsip kehumasan dan etika menulis berita. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu, (2/11) menghadirkan narasumber dari media langgam.id, Padang Ekspress, dan LDII News Network (LINES).
Wakil Ketua DPW LDII Provinsi Sumatera Barat Hadi Syahputra dalam sambutannya memberikan arahan agar peserta dapat memanfaatkan momentum era New Media dengan baik. “Mau tidak mau, kita bersentuhan dengan internet setiap saat. Hal ini dapat dimanfaatkan guna menyiarkan dakwah Islam yang dilakukan LDII kepada masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu Ketua DPW LDII Provinsi Sumatera Barat H. Muchfiandi menjelaskan, tujuan Pelatihan Jurnalistik ialah membekali para peserta dengan keterampilan dasar untuk mengaktifkan peran kehumasan LDII.
“Wajah LDII hadir melalui rilis berita dan publikasi media, tanpa publikasi dakwah bil haal ini tidak akan sampai kepada masyarakat luas,” ujarnya.
Selain membahas kehumasan, peserta pelatihan juga dibekali pengetahuan akan kemampuan cek fakta, sehingga dapat membantu melawan berita negatif dan hoax yang masih beredar.
Salah satu narasumber, Redaktur Padang Ekspress Zulkarnain menyampaikan, masyarakat telah merasakan dampak negatif dari fenomena post-truth. “Jurnalis LDII dalam publikasi supaya melakukan cross check informasi akurat tentang kegiatan yang ingin di beritakan,” terangnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menerapkan prinsip jurnalisme positif yang berpegang teguh pada kode etik, nilai berita, dan aturan hukum yang berlaku. “Jurnalis dinaungi UU No. 4 Tahun 1999 tentang pers. Kendati demikian, penulis supaya tetap berhati-hati dalam mempublikasikan berita,” tutup Zulkarnain.
Sementara itu, Sekretaris LDII News Network (LINES) Prima Putra mengungkapkan, media sosial adalah etalase digital, di mana, ruang gerak dan segala sesuatu yang diposting menjadi konsumsi umum.
“Maka sebagai humasnya LDII, harus bisa memilah dan memilih atau berpikir dua kali sebelum memosting sesuatu. Saring sebelum sharing. Terutama jangan sampai menyinggung SARA,” jelasnya.
Dalam membuat konten, Prima mengajak peserta untuk memadukan dengan kearifan lokal. “Mengingat Sumbar adalah salah satu provinsi yang kaya dan kuat dengan budaya, serta adat istiadatnya,” tutupnya. (Nisa/Lines)