Semenjak kita membuka mata, entah kenapa secara otomatis kita langsung meraih-raih untuk mencari keberadaan ponsel pintar kita. Mulai dari hanya melihat jam hingga mengecek notifikasi di sosial media. Pada saat yang bersamaan seruan adzan pertanda masuknya waktu sholat subuh berkumandang. Jikalau diri ini berhasil dikalahkan oleh godaan syetan, maka lewatlah waktu sholat subuh hingga tak jarang harus dirapel bersamaan masuknya waktu dhuha.
Ketika kita hendak berangkat menuju tempat ke suatu tempat, lalu kita ingat bahwa kita lupa membawa gawai pintar kita, seketika panik menyerang dan kita langsung memutarbalik kendaraan yang kita tumpangi untuk mengambil dan membawanya bersama kita. Saking takutnya kehilangan informasi dia kita tempatkan disaku baju kita yang mudah terjangkau oleh tangan kita. Bahkan terkadang kita merasa ada getaran yang menandakan adanya notifikasi atau pesan yang masuk, namun ternyata hanya perasaan saja.
Pengaruh ponsel pintar sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Setiap individu dipastikan hampir selalu membawa HP kemana pun ia pergi. Namun, apakah seintens itu juga interaksi kita dengan Al-Qur’an? Silahkan jawab sendiri.
Mulai dari mengunggah foto pribadi maupun bersama relasi, mengunggah foto makanan yang “instagramable” atau sekedar “scrolling” foto artis dengan kehidupannya tak jarang membuat kita membandingkan kehidupan yang kita jalani dengan aktivitas para selebriti tersebut. Hayal mengawang di pikiran mengharapkan hidup kita bisa seperti mereka. Banyaknya “loves” sebagai tanda bahwa postingan kita disukai oleh teman di media sosial membuat kita semakin rajin mengunggah aktivitas yang kita jalani yang tanpa sadar sudah membawa ruang privasi kita ke publik.
Nyatanya kehidupan yang kita jalani tak selalu berjalan mulus. Kita pun juga sudah mengetahui, bahwa jika kita sedang bersedih, Al-Qur’an bisa menjadi obatnya. Jika sedang susah, ayat-ayat ilahi dapat menenangkan jiwa. Sedangkan HP? HP adalah alat komunikasi yang semua orang pasti memilikinya. Dilengkapi dengan berbagai fitur dan bermacam-macam sosial media. Namun, apakah kita menyadari bahwa kebanyakan sumber kesedihan, kekecewaan tersebut datang dari HP itu sendiri yang dapat membuat kita terlena sampai lupa waktu?
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’d 13: 28)
Maka dari itu gunakanlah HP seperlunya saja. Seperti sekadar mengetahui informasi, membaca berita, berkomunikasi atau mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan atau sekolah. Lebih penting lagi jangan lupa untuk selalu sempatkan membaca Al-Qur’an. Karena dengan membaca Al-Qur’an kita bisa mendapatkan banyak sekali manfaat. Salah satunya seperti hadits dibawah ini :
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
Dengan rutin setiap hari membaca Al-Qur’an, insya Allah akan tumbuh rasa cinta terhadap Al-Qur’an di dalam diri kita. Bagaimana bentuk rasa cinta terhadap Al-Qur’an? Yaitu ketika kita sekali saja tidak membaca Al-Qur’an, kita akan merasa kekurangan sesuatu atau bahkan gelisah. Seperti halnya yang kita rasakan saat kita sesaat saja tidak mengecek notifikasi di instant messenger atau media sosial kita. Jika hati seseorang sudah mencintainya, maka dia akan merasakan kenikmatan ketika membacanya, merasa senang dan gembira saat bersamanya. Dia akan berusaha untuk mengetahui, memahami dan menyelami arti dan makna yang terkandung di dalamnya.
Sebaliknya, jika tidak ada kecintaan, maka hati ini akan sulit menerima Al-Quran, terasa berat untuk tunduk taat kepada Al-Quran. Maka dari itu, kita harus bisa menyempat-nyempatkan membaca Al-Qur’an ditengah aktivitas dan kesibukan yang kita jalani. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu mencintai Al-Qur’an dan senantiasa membacanya. Aamiin ya Rabbal’alamin.
Penulis : Faza Qonita Aulia – LINES Sumbar
Gambar 1 : https://republika.co.id/berita/q0ncpu414/jangan-langsung-lihat-ponsel-begitu-bangun-tidur
Gambar 2 : https://kernvalleysun.com/cell-phone-addiction/