Padang (6/7). Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sumbar menebar daging kurban saat Idul Adha 1444 Hijriyah kepada masyarakat di seluruh daerah di Provinsi Sumbar. Menurut Ketua DPW LDII Sumbar Afrizal Yaman mengatakan, jumlah kurban warga LDII di Sumbar cukup signifikan usai adanyanya pandemi Covid-19 yang membuat ekonomi masyarakat sedikit terganggu.
Dari 19 kota dan kabupaten yang ada di Sumbar, total ada 192 ekor sapi dan 55 ekor kambing yang menjadi hewan kurban di tahun ini. “Alhamdulillah jumlah ini terus bertambah dan daging ini juga kita sebar kepada masyarakat di daerah setempat sehingga mampu menimbulkan beragam dampak seperti dampak ekonomi, kesejahteraan, gizi dan lainnya,” kata Afrizal yang didampingi Sekretaris LDII Sumbar Abdillah.
Menurutnya, berkurban memiliki nilai ibadah yang tinggi, baik bagi individu maupun kemasyarakatan. Kurban memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yang signifikan. “Kurban merupakan wujud ketakwaan hamba kepada Allah. Tak ada amalan yang paling disukai Allah pada Idul Adha, selain menyembelih hewan kurban,” katanya.
Afrizal menggambarkan, jika seseorang ahli shalat, maka pahalanya diperuntukkan untuk diri sendiri. Begitu pula dengan pahala orang yang berpuasa. Sementara kurban, selain ibadah privat juga bermanfaat bagi orang lain.
“Ketika seseorang itu berkurban, ada ibadah sosial yang dirasakan umat manusia sehingga memenuhi kriteria khoirunnas anfauhum linnas. Hal ini menjadi motivasi khusus karena ibadah kurban bukan hanya sekadar melakukan penyembelihan saja,” kata dia.
Menurutnya, pembagian daging kurban menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Karena itu, pahala kurban akan lebih besar. Sekaligus bisa menjadi jariyah. “Berbagi dapat membangun hubungan yang positif, karena bisa memberi tanpa pamrih dan bisa menerima dengan ikhlas. Dengan itu akan terbangun kekuatan sosial yang luar biasa,” ungkapnya.
Ketua Umum LDII Chriswanto Santoso mengatakan nilai positif yang terkandung dalam berkurban menjadi motivasi warga LDII. Berkurban merupakan perintah langsung Allah dan Rasul, sekaligus memperkuat modal sosial untuk meraih manfaat yang lebih besar. Dirinya mengapresiasi kepada seluruh warga LDII, yang selalu antusias dalam setiap pelaksanaan ibadah kurban.
Pasalnya, mereka mempersiapkannya jauh sebelum Idul Adha, yakni dengan menabung yang dikelola secara khusus di masing-masing majelis taklim. “Karena kekuatan LDII itu pada konsolidasi berbasis majelis taklim yakni pengajian yang sifatnya rutin yang dilaksanakan 3-4 hari dalam seminggu. Acara itu juga dapat dimanfaatkan untuk mengisi tabungan kurban yang dikelola secara khusus. Ketika Idul Adha tiba warga LDII sudah siap untuk berkurban,” paparnya.
Selain itu, ia menekankan warga LDII berkurban dengan menerapkan wawasan lingkungan. Pembungkus yang digunakan diupayakan berasal dari bahan-bahan yang ramah lingkungan, karena gerakan lingkungan hidup merupakan program prioritas LDII. “Gerakan lingkungan hidup harus diterapkan, tidak hanya sebagai slogan ramah lingkungan tapi harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari termasuk saat pelaksanaan kurban. Upayakan seminim mungkin menggunakan wadah plastik sehingga bisa mengurangi limbah plastik,” kata dia.
Oleh: Rully Sapujagad (contributor) / Faqihu Sholih (editor)